Bengkulu – Ibu Aina 69 tahun adalah seorang wanita yang kini masih dimiliki desa Bajak 2 Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah, sebagai penjaga tradisi nenek moyang suku Rejang.
Sebagaimana kehidupan kebanyakan masyarakat desa lainnya yang berprofesi sebagai petani, maka begitu juga ibu satu ini.
Ditemui di lokasi bazar UMKM saat acara Penembang Fest, beliau sedang menjaga salah satu stand pameran mewakili desa Bajak 2.
Meja yang sempit diisi dengan hasil kerajinan tangan ibu Aina berupa anyaman dari bambu. Tempat sirih, bakul, beronang dan miniatur penampi beras ditata rapi dan bisa disejajarkan dengan hasil kerajinan yang berkualitas dari daerah lain yang lebih maju UMKM lokal mereka.
Sayangnya, hasil karya yang memuat motif tradisi Rejang seperti ‘siku keluwang’, mata punai, rebung berkait harus berkurang nilainya karena diberi pewarna cat.
Andai warna-warni tersebut diproses dengan warna alami seperti memanfaatkan pohon ubar, daun jati, kunyit atau sumber warna lainnya, maka anyaman-anyaman bambu itu akan diburu oleh kolektor barang-barang kerajinan.
Kepala desa Bajak 2, Pak Ajisran yang memimpin 278 KK dan memiliki 4 orang pengrajin, yang semuanya sudah sepuh, berjanji akan mengubah penggunaan cat moderen ke pewarnaan alami.
Di samping itu, beliau juga akan melakukan regenerasi pengrajin dan akan memperkenalkan dan menggalakkan kerajinan alami kepada anak-anak desa yang dia pimpin.
Selain anyaman bambu di atas, banyak lagi hasil UMKM desa yang masuk dalam wilayah kecamatan Merigi Kelindang. Tapi lebih didominasi durian, tempuyak, lema, pakis dll.
Acara Penembang Fest ini dihadiri oleh wakil gubernur dan bupati Bengkulu Tengah kemudian disambut dengan seni tradisi Sarapal Anam. (ie_majie)