Bengkulu – Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi meminta warganya di bantaran sungai untuk menjual lahan bakal kolam retensi pengendali banjir dengan harga terjangkau. Hal itu Dedy sampaikan dalam menanggapi mitigasi bencana banjir di daerah.
“Banjir di Kota Bengkulu adalah banjir kiriman. Jadi untuk pengendalian banjir ini, langkah antisipasinya adalah dengan pembangunan kolam retensi. Hanya saja saat ini warga kita belum mau menjual dengan harga terjangkau,” kata Dedy, Jumat (11/8/23).
Pemerintah Kota Bengkulu telah menjajaki beberapa lahan warganya yang menjadi lokasi fokus pembangunan kolam retensi. Namun hingga saat ini, harga ganti rugi pembangunan kolam pengendali banjir masih sangat tinggi.
“Jangan kemudian disamakan dengan harga ganti rugi lahan pembangunan tol. Jelas anggaran APBD kita belum sanggup,” ujar Dedy.
Saat ini pemerintah telah berupaya menormalisasi aliran sungai di Kota Bengkulu dengan dua di antaranya dilakukan pelebaran. Pemkot sendiri berencana membangun lima kolam retensi lainnya di lokasi rawan banjirseperti di wilayah Kelurahan Bentiring, Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Sukamerindu dan Rawa Makmur.
Dalam rencana pembangunannya, kolam retensi dibangun di lahan seluas 5.000 meter persegi dengan kedalaman 6 meter dengan daya tampung hingga 5.000 kubik.
Rencana ini didukung Pemerintah Pusat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera VII dengan penyediaan dana sebesar 120 miliar. Proses negoisasi pengadaan tanah masih ditempuh agar warga dapat menjual lahannya dengan harga murah.