Bengkulu : Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mendorong PT Angkasa Pura II untuk mengembangkan Bandar Udara (Bandara) Fatmawati Soekarno (Fatsoe) menjadi Bandara Internasional.
Gubernur Rohidin mengatakan pihaknya mendukung penuh pengembangan bandara daerah menjadi bandara internasional dengan membuka rute penerbangan ke mancanegara. Hanya saja, kata dia, hal itu harus didukung dengan pemenuhan infrastruktur bandara.
“Kami mendukung penuh bandara daerah ini menjadi bandara internasional. Tentu hal itu harus diimbangi dengan pengembangan infrastruktur agar penumpang yang datang menjadi nyaman dengan pelayanannya,” kata Gubernur, Senin (12/9/2022).
Menurutnya, tahun ini, mulai pekan kedua September perusahaan kembali memulai pengembangannya dengan tahapan awal pembukaan rute baru dan penyediaan akses pariwisata di terminal utama.
Sementara itu Eksekutif General Manajer (EGM) PT Angkasa Pura II Bengkulu Ngatimin K Murtono mengatakan pengembangan ini mendapat dukungan dari Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah usai mendapat tamu baru dari Maskapai Super Air Jet.
Kehadiran Super Air Jet memberi dampak positif untuk sektor pariwisata di Bengkulu sehingga dalam waktu dekat diharap akan ada pembukaan rute penerbangan baru ke mancanegara.
“Apalagi dengan adanya dukungan dari Gubernur, ini tentu membuat kami lebih bersemangat lagi menggenjot pembangunan infrastruktur Bandara untuk lebih baik lagi,” kata Ngatimin, Senin (12/9/2022).
Pengembangan ini tak lepas dari kebutuhan pelayanan penumpang akan kenyamanan Bandara. Selain itu terdapat beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi seperti perluasan apron sehingga penumpang tak lagi kejauhan saat menjangkau pesawat.
Saat ini Angkasa Pura II sendiri telah menjalin kerjasama dengan Changi Airport sehingga berkemungkinan untuk dapat membuka jangkauan ke wilayah Asia.
“Target awal kita, Bandara Fatsoe dapat membuka rute Bengkulu-Singapura. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan terealisasi,” kata Armin.
Tak hanya itu, Angkasa Pura saat ini tengah mencari jalan alternatif untuk menyelesaikan pembangunan terminal baru di Bandara Fatsoe. Ngatimin mengungkap terdapat beberapa infrastruktur yang harus dipenuhi di terminal baru yakni utilitas ekskalator dan garbarata di airside.
Jembatan berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat terbang untuk memudahkan penumpang masuk ke dalam dan keluar dari pesawat belum dapat disediakan mengingat anggaran perusahaan yang direlokasi ke pengembangan lainnya.
“Kedua sarana ini masih dicarikan alternantifnya. Jika dua ini saja sudah ada, pembukaan terminal baru bisa segera direalisasikan,” kata dia.