Berita Ekonomi, Bisnis, Hiburan dan Wisata Indonesia Terbaru dan Terpopuler.
opini  

Kiat Cerdas Menulis

Oleh : M Bisri Mustofa

            Ada banyak sekali problema yang cenderung membawa masyarakat kedalam jurang kemalasan, terutama kalangan pelajar dan pendidik untuk enggan berkreasi alias malas mencoba. Padahal  kreatifitas seseorang tak hanya dilakukan dengan keahlian dan belajar saja, melainkan juga dengan mencoba hal-hal baru di luar batas kemampuannya. Menulis misalnya.
            Siapa saja dirasa sudah biasa melakukan hal menulis, bahkan hampir setiap hari aktifitas sesorang adalah menulis. Menulis status, mengajar, dan mencatat segala aktifitas kehidupan adalah hak dari menulis.  Ya, tapi tanpa kita sadari menulis adalah hal sia-sia karna memang tulisan kita tidak terkonsep.
            Untuk memaksa diri kita agar bisa menulis sesuatu yang bermanfaat, maka perlu dilakukan kiat-kiat mempermudah cara berfikir kita tentang menulis. Orang yang kurang mood-pun akan enggan menulis jika tidak dipaksa. Maka sedari itu perlu dilakukan hal-hal yang akan merangsang kemauan kita untuk segera m2018is.
– Lihat ruang sekitar
            Ide tergambar ketika kita melihat sebuah keunikan di sekeliling kita. Ada banyak sekali yang dapat kita tangkap dari sesuatu yang tanpa kita sadari menjadi sebuah ide menulis. Dalam hal ini saya contohkan ketika kita sedang duduk  ngopi, merenung dan sedang melihat sebuah fenomena hujan.
            Kita melihat di hadapan kita ada meja, pena, kertas, cangkir, kopi, dan hujan. Jika kita pandai merangkainya menjadi kata-kata yang lebih enak untuk dinikmati atau dibaca, maka akan menghasilkan sebuah refleksi sebagai berikut;
Meja, pena, kertas, cangkir dan kopi
Sejumput pertanyaan yang mereka hadapkan padaku
Tentang rasa apa yang sekian lama kurindu
Dari sebuah pertemuan
Adalah ketika aku, kamu, berdua bersenda menulis rasa
Tepat ketika tak lagi bertatap muka
Seperti halnya hujan, talas, bianglala
Pun genangan yang menggerutu
Ah, mengapa kau ulas lagi masa lalu
Bukankah itu hanya sebuah ilusi, sebuah metafora
Coba kau tatap embun kalap menerpa kaca
Begitu tabah Ia
Sampai pada masanya harus bias dan menguap
Seiring rasa nyamanya
Melupakan yang terkenang
                                             
Bengkulu, 25 Mei 2018
       (Bersenada: Muhammad Bisri Mustofa)
Jadilah sebuah syair yang begitu indah hanya dengan melihat hal di sekeliling kita saat itu juga dengan sederhananya menulis. Namun itu adalah sederhananya dari hakekat menulis. Untuk proses lebih lanjutnya, dari beberapa objek di atas bisa kita ikhtisarkan menjadi sebuah cerpen, artikel, opini, bahkan novel, jika sempat hehehe…
– Tuliskan kebiasaan yang dilalui
            Saat semua hal sepele bisa dijadikan sebuah ide kreatif berfikir (menulis), maka kebiasaan sehari-hari kita pun bisa dijadikan acuan untuk menulis. Bukan tidak mungkin, seseorang yang kesehariannya main game ia akan menjadi pencipta game, orang yang kebiasaannya mengkritik suatu saat akan jadi kritikus, orang yang aktifitasnya mengutak-atik program komputer  pada akhirnya ia akan menjadi seorang CEO di sebuah aplikasi facebook (Mark Zuckerberg), maka kita yang tiap harinyanulis status di media sosial pun bakalan mendapat hasil dari kebiasaan kita, entah itu dihujat dalam sisi negatif, atau juga menjadi sebuah pujian karna kebiasaan menulis quote, puisi, cerpen, artikel, dan semacamnya yang bersifat membangun di media tersebut.
            Merujuk dengan subpokok di atas, maka tulislah apa yang menjadi kebiasaan baikmu dengan tekun dan konsisten, niscaya kamu akan menuai hasil baiknya, nanti.
– Disiplin menulis/ Konsisten menulis
            Jika satu hari kamu menulis 3-10 paragraf dan menghasilkan beberapa paragraf saja kita menyebutnya artikel, lalu bagaimana jika sudah jadi  berlembar-lembar  dalam satu tahun. Sudah bisa dipastikan tulisanmu akan menjadi sebuah buku, bukan?
Percayalah. Dewi Lestari  butuh 10 tahun menulis untuk menjadikan buku Filosofi  Kopi  fenomenal. Tak menutup kemungkinan kamu selanjutnya. Maka dari itu, mulailah sekarang untuk menuliskan sesuatu yang bersifat positif dan bermanfaat bagi dirimu dan orang lain.
– Menulislah dengan kata sederhana
            Sebagai seorang pemula, kesuliatan utama yang mendasari kegiatan menulis adalah pemilihan  kata. Apakah kata-kata yang kita rangkai menjadi sebuah kalimat yang mudah dimengerti, atau malah simpang siur. Bahkan penguasaan istilah juga mempengaruhi bobot seseorang untuk menulis. Semakin banyak kosa-kata  yang dikuasai seseorang, maka semakin variatif pembaca mengasumsikannya. Sebaliknya, jika kosa-kata yang dipakai untuk menulis hanya itu-itu saja, secara spontan pembaca akan malas untuk melihat tulisan kita.
– Gunakan gaya bahasa sendiri
            Proses sederhana dari sebuah asumsi adalah memakai gaya bahasa sendiri. Walaupun kita sering melihat dan mendengar apa yang dikatakan orang lain mengenai sesuatu, ungkapan tersebut akan terus teringat dalam fikiran kita. Dan saat kita akan mengutarakannya lagi dengan memakai gaya bahasa yang kita gunakan, secara mau tidak mau itulah asumsi kita. Namun perlu digaris bawahi, dalam hal ini tidak serta merta mencatok asumsi orang secara keseluruhan, kemudian kita pangkas dan kemudian kita alih bahasakan dengan sedikit  perubahan lalu kita mengakui bahwa itu asumsi kita, maka hal tersebut tidak bisa diakui sebagai asumsi kita.
– Menulislah dengan Jujur
            Menulislah apa adanya. Apa yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan, maka itulah yang harus kita tuliskan.
            Dalam kategori ini bisa kita bedakan mana yang harus kita opinikan, dan mana yang harus sesuai dengan realita. Ketika kita akan menulis sebuah karya fiksi, kita boleh membesar-besarkan isi dan alur cerita, karna memang dasarkan cerita kita tersebut sebuah rekaan. Namun, kala kita dihadapkan sebuah tulisan berupa berita, maka jangan sesekali merekayasa apa yang sebenarnya terjadi karena masing-masing kategori menulis sudah ditentukan etikanya.
– Membagi paragraf
            Hal pertama kali yang akan kita lakukan untuk mempermudah proses kepenulisan adalah membagi paragraf atau ide pokok.
            Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya sebuah fenomena menulis yang ngalor-ngidul.Selain memudahkan kita untuk menulis, pembagian ide paragraf juga untuk membatasi masalah-masalah apa saja yang akan kita tuangkan dalam satu paragraph tersebut. Klasifikasi permasalahan bisa kita lakukan dengan membuat format isi atau sub-sub ide paragraf. Dalam sebuah berita sudah dijadikan patokan apa-apa saja dasar menulisnya, sehingga para penulis berita lebih mudah memaparkan informasi yang terkait dalam sebuah tulisannya. Sudah kita ketahui bahwa 5h+1w merupakan rumus dalam membuat topik berita berjalan mengalir sesuai informasi yang didapat.
Misalnya adalah sebagai berikut ketika kita akan membuat sebuah tulisan berupa cerpen;
“Bernegosiasi Dengan Tuhan”
Subcerita
– Si Udin Susah
– Udin bertemu Sarif
– Sarif menawarkan pekerjaan
– Mengadakan perkumpulan
– Mendirikan organisasi terlarang
– Latihan militer
– Di curigai penduduk
– Udin berpisah dengan Sarif
– Berkamuflase dalam Ponpes
– Menebar faham radikal
– Sarif tertangkap Densus 88
– Udin di hubungi Rapto, teman Sarif
– Rapto merencanakan pembebasan Sarif
– Rapto mendapat dukungan eks militer Poso
– Dkk. Menyerang Markas Densus 88
– Dkk. menguasai Markas
– 11 anggota Densus di tawan
– Kepala Densus mengadakan perundingan
– KADen melakukan kontak, bernegosiasi dengan teroris
– Tidak ada hasil
– KADen mulai risau, meminta bantuan pasukan khusus
– Teroris terkepung, mulai khawatir
– Sarif putus asa, aplikasikan faham radikal/bombundir/mati syahid
catatan; cerpen sama sekali belum jadi :p
Disitu  kita jelas mengenai apa-apa saja isi yang akan dituangkan kedalam cerpen yang akan dibuat berdasarkan acuan subceritanya tanpa lari-lari dari suatu masalah.
– Gunakan bahasa komunikatif
            Banyak orang beranggapan bahwa penulis puisi adalah orang yang tidak komunikatif dalam memberikan sajian sastrawi. Banyak sekali kata-kata dan diksi yang tidak orang awam mengerti. Jangankan orang awam, orang yang berpendidikan pun jika sudah terjun membaca puisi maka pandangannya akan bias dan susah memahami. Hal ini sebenarnya hanya didasari dari penguasaan kata dan perbendaharaan kata seseorang saja. Orang yang sudah banyak menghapal atau mengetahui segala macam kosa-kata, secara otomatis orang tersebuat akan faham dengan apa yang dibacanya.
            Maka dari itu, jika kita menginginkan tulisan kita mudah difahami oleh orang awam sekalipun, sebaiknya kita menggunakan bahasa yang sudah umum dipakai. Tapi untuk sebaik-baiknya penulis adalah yang mencoba memperkenalkan produk baru dari suatu istilah agar siapapun penasaran dengan kata-kata yang tak biasa orang dengar, dengan begitu kita sudah sedikit memksa orang lain untuk ikut serta belajar memahami kata.
– Menulislah mengalir tanpa edit
            Bila kita dikategorikan sebagai penulis  pemula, lebih baik abaikan prosesEditul (edit-tulis, edit-tulis). Karena hal tersebut akan sangat banyak memakan  waktu dalam proses menulis. Biarkan perasaan kita mengalir apa adanya agar kita tahu bobot dan ide kita menulis bukanlah tanpa proses. Lebih-lebih seseorang yang memiliki daya ingat lemah atau kurang konsentrasi, jika baru 2 paragraf saja ia langsung membaca dan mengedit-edit tulisannya, maka apa yang akan ia tulis sejak awal tadi bakal lupa dan bias di tengah jalan.
            Boleh kita lakukan ketika kita sudah merasa sampai pada tujuan kita menulis. Hal ini wajib kita lakukan untuk mengetahui kalimat-kalimat mana saja yang tidak sinkron, sulit difahami, boros kata dan lain semacamnya.
– Tentukan Alasan menulis
            Seorang yang iseng-iseng menulis tanpa menetapkan tujuan, hasilnya adalah sia-sia. Sebelum menulis sebaiknya kita fikirkan tujuan kita menulis, untuk siapa kita menulis, dan mengapa kita menulis.
– Terus berlatih dan banyak membaca
            Seseorang tak akan pandai secara langsung jika dia tidak menjalani proses tekun dan berlatih. Orang awam saja akan dikatakan professional ketika ia menjalani sebuah kebiasaan berlatih untuk menuju sebuah tujuan.
            Biaskanlah membaca dan mengaplikasikan apa yang kita dapat dari rencana kita menulis. Dengan terbiasa membaca orang akan pandai menulis, dengan terbiasa bermain game orang akan pandai membuat game, dengan terbiasa mengutak-atik elektronik orang akan pandai menjadi teknisi.
-Hindari tindakan plagiat
            Jangan sesekali kita menyalin kerja keras seseorang tanpa menghargainya dan mencantumkan nama si penggagas. Penulis manapun akan merasakan sakit jika karyanya dicatok dan tidak diakui. Maka dari itu untuk menjadikan diri kita lebih mahal dari harga diri seseorang, maka kita harus bersedia mengapresiasi kerja keras orang lain.
Jadi itulah kiat-kiat yang harus diperhatikan untuk kita belajar menjadi seorang penulis. Tidak ada hasil dari sebuah ketekunan jika kita memulainya sekarang. Penulis yang hebat adalah penulis yang meletakkan namanya di bawah kertas.

Bengkulu, 29 Mei 2018

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *