Menjelang hadir luka itu di hatiku,
waktu menjadi lebih singkat kulalui.
Ada fatamorgana yang tak kalah lepas
memerdekakan diri di sana.
Selain hadirnya an tagonis, bermain di belakang layar,
ia juga menyesap habis hampir semua kisah suka yang kumiliki.
Tak ada imaji yang sanggup menepisnya.
Bayang itu, bayang fatamorgana, bayang metafora,
arti luka yang tumbuh dari nama cinta
terberai bersama turunnya hujan dan air mata.
Bengkulu, Desember 2018