Bengkulu – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, Ayu Laksmi Syntia Dewi, mengungkapkan bahwa jumlah investor pasar modal di wilayahnya terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan secara year on year (yoy).
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah investor saham di Provinsi Bengkulu mencapai 28.631 Single Investor Identification (SID), yang mengalami peningkatan sebesar 22,79 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, investor Reksa Dana dan Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami kenaikan yang positif, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 19,63 persen yoy dan 22,51 persen yoy.
“Kami melihat adanya tren positif dalam partisipasi masyarakat Bengkulu dalam pasar modal, terutama dalam investasi saham, reksa dana, dan SBN. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang semakin meningkat terhadap pasar modal sebagai instrumen investasi yang menjanjikan,” ujar Ayu Laksmi Syntia Dewi.
Secara spesifik, nilai kepemilikan saham di Provinsi Bengkulu pada April 2024 mencapai Rp319,25 miliar, yang mengalami peningkatan signifikan sebesar 30,15 persen yoy. Namun, nilai transaksi saham pada periode yang sama mencatatkan penurunan sebesar -13,85 persen yoy, dengan nilai mencapai Rp138,53 miliar.
Dalam menjaga keamanan dan kesehatan pasar modal di Bengkulu, OJK juga telah aktif melakukan berbagai kegiatan pengawasan. Hingga Mei 2024, kegiatan pengawasan pasar modal di Provinsi Bengkulu mencakup pemeriksaan on site yang meliputi satu kali pemeriksaan kepatuhan perusahaan sekuritas dan satu kali pemeriksaan kepatuhan APERD. Selain itu, telah diterbitkan satu Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) untuk kepatuhan perusahaan sekuritas dan satu LHP untuk kepatuhan APERD.
“Kami terus melakukan upaya pengawasan yang intensif untuk memastikan bahwa pasar modal di Bengkulu beroperasi secara transparan, efisien, dan adil bagi semua investor,” tambah Ayu Laksmi Syntia Dewi.
Pertumbuhan ini menunjukkan potensi yang besar bagi ekonomi lokal Bengkulu, dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam investasi pasar modal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.