Berita Ekonomi, Bisnis, Hiburan dan Wisata Indonesia Terbaru dan Terpopuler.

Hari Anak: Pergeseran Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak

Pada tanggal 23 Juli kemarin diperingati sebagai hari anak nasional. Ada sesuatu yang unik seiring pergantian tahun dalam memperingati hari anak tersebut. Pasalnya, dari tahun ke tahun peran orang tua dalam membantu perkembangan pola pikir dan tingkah laku anak mengalami pergeseran dalam berdedikasi.

Di abad 21 ini ada banyak pengaruh-pengaruh internal maupun eksternal yang dapat merubah pola pikir anak jadi lebih pasif dalam belajar dan mengembangkan daya pikir otaknya. Adapun pengaruh internal yang utama yaitu peran orang tua yang sudah mengalami perubahan dalam mendidik, dan pengaruh eksternal berupa hantaman-hantaman produk gadget yang nyaris mengambil alih tata cara belajar aktif si anak.

-Pergeseran Peran Orang Tua
Ditahun 2018 ini, peran orang tua sebagai tempat pertama anak dalam mengenyam pendidikan jalur mandiri mengalami pergeseran. Khususnya di kota-kota besar dengan kedua orang tua berposisi sebagai pejuang karier.
Ibu yang bekerja menjadi wanita karir sebenarnya sudah menyalahi aturan kebijakan dalam dunia pendidikan. Bagaimana tidak, posisi ibu yang semestinya sebagai sarana penyampaian ilmu dan kasih sayang yang dapat mempengaruhi kinerja otak anak, seiring waktu hilang kedudukan. Hampir sebagian besar ibu yang hidup di kota-kota besar lebih memilih sebagai pekerja maupun wanita karir. Meskipun memang perannya digantikan oleh pengasuhnya, tidak akan seafektif peran dari Ayah-ibu bagi anak itu sendiri.
Dampaknya, anak usia balita hingga remaja yang ditekankan memperoleh pendidikan dan kasih sayang utama orang tua, akan merasa kehilangan semangat dalam belajar. Hal ini menjadi pemicu anak malas dan berani membangkang serta kehilangan tata krama.
-Pengaruh Gadget Bagi Perkembangan Anak
Dampak gadget menjadi salah satu penyebab rusaknya pola fikir anak dalam berkembang dan berfikir aktif.
Orang tua yang lebih terkesan bersikap milenial cenderung membiarkan anaknya berlarut-larut dalam bermain gadget dibanding mengajak mereka untuk belajar di alam bebas maupun taman bermain. Hal ini menjadi pemicu sikap dan watak anak menjadi lebih keras, malas dan pasif dalam beraktifitas dan belajar.
Anak yang seharian penuh dijejali oleh tontonan dan game-game yang ada pada gadget, otomatis akan mempengaruhi daya fikir anak jadi lambat berkembang. (Bismi)
banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *