Bengkulu – Memasuki musim panen, petani kopi di Provinsi Bengkulu mendapati kabar gembira: harga biji kopi mencapai puncaknya hingga mencapai Rp60 ribu per kilogram. Lonjakan harga ini menjadi angin segar bagi petani, sambil menyaksikan peningkatan produksi yang menggembirakan.
Harga Biji Kopi Bengkulu Melonjak
Menurut Muhammad Rizon, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, faktor yang memengaruhi kenaikan harga bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga didorong oleh permintaan pasar global yang terus meningkat.
“Dengan harga kopi mencapai Rp60 ribu per kilogram, ini adalah kabar baik bagi petani kita di Bengkulu. Kami berharap kenaikan harga ini bertahan dan memberikan manfaat yang besar bagi petani,” ungkap Rizon dalam konferensi pers di Kota Bengkulu pada Rabu (8/5/24).
Selain dari sisi harga, produksi biji kopi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Rizon menjelaskan bahwa sebelumnya, petani hanya mampu memanen sekitar 1,2 ton per hektar, tetapi sekarang angka tersebut melonjak menjadi tiga ton per hektar.
Mencapai puncak panen pada bulan Mei dan Juni, Rizon mendorong petani untuk memastikan kualitas biji kopi yang dipanen dengan memilih biji yang sudah matang dengan baik atau berwarna merah.
“Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang menjadi wilayah penghasil biji kopi terbesar di Provinsi Bengkulu. Kami berharap kualitas dan produktivitas kopi Bengkulu tetap terjaga agar tetap memiliki tempat di pasar global,” tambah Rizon.
Tidak hanya bergantung pada kenaikan harga, Pemerintah Provinsi Bengkulu juga turut serta mendukung petani dengan menyediakan sekitar 800 batang bantuan bibit kopi untuk tahun ini. Langkah ini diharapkan dapat terus meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani kopi di Provinsi Bengkulu.