Dia Kenal Tapi Tak Mau Kenal
Terik mentari lepas bebas
menerpa badan dan kepalaku
terlihat jua bayangmu menghampiri pelan-pelan.
Kutatap, kau begitu rapuh
sampai benar di bawah bayang-bayang
redup ia, redup jua ragamu.
Sebetulnya, tadi ingin kutanyakan
tentang sisa-sisa cinta di universitas
yang membekas pada bajuku.
Masihkah ada bau kasih sayang yang belum sempat kupinang?
pada butir-butir rindu yang bersebelahan
dengan luka dan sayat sembilu.
Masihkah ada tatap lugasmu membayangi tidur-tidurku?
pada malam terakhir ketika kau ulang pertanyaanmu;
kita akan pergi bersama,
tua dan membungkuk saling menatih,
berlabuh di sebrang samudera menatap senja yang mulai layu, itu?
Masihkah kau nyatakan dengan tegas
tak pernah ada konsekuensi mencintai pada sisa-sisa kasih
selain hidup bersama!
Masihkah ada sisa dari cumbu rayumu
yang bergelayut memintaku minum kopi lebih intim?
Masihkah kau kenal aku pertamakali
kala kusebutkan nama; SETIA.
Bengkulu, 21 Agustus 2018