Bengkulu Selatan – Petani sawit di Desa Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan Tomi mengeluhkan maraknya pencurian tandan buah segar (TBS) sawit di desanya.
Tomi menjadi salah satu korban pencurian di saat TBS tengah ngetrek.
“Dalam sebulan ini sudah ada empat kasus. Mencurinya juga cukup banyak, sampai ratusan kilogram. Kami jadi resah,” kata Tomi, kemarin.
Tomi menduga pencurian itu merupakan dampak langsung dari naiknya harga TBS sementara hasilnya tengah ngetrek.
Di mana dalam sebulan terakhir harga pembelian TBS sawit di angka Rp 2.210 per kilogram kategori umum dan harga kategori mitra di angka Rp 2.380 per kilogram
“Bisa jadi faktornya adalah kesulitan ekonomi. Tapi karena ini, kami juga jadi kesulitan,” ungkapnya.
Bila sebelumnya panen TBS capai 2 ton dalam satu hektare lahan, saat ini diakuinya kebun sawit miliknya hanya bisa menghasilkan 1 ton.
“Kondisi buah kurang karena jarang dipupuk. Pupuk mahal,” ketusnya.
Tomi menjelaskan pencurian sawit biasanya dilakukan pada siang hari ketika pemilik kebun tidak berada di tempat.
Meski belum diketahui siapa pelakunya, dapat dipastikan pencurian sawit dilakukan secara terstruktur.
“Biasanya mereka bahwa mobil pick-up masuk ke dalam, siang-siang saja mereka mencuri dan malamnya baru dijual ke pengepul di luar desa,” tutur Tomi.
Akibat pencurian ini Tomi pun berharap ada intervensi dari aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti laporan warga dan melakukan penyelidikan.
“Kalaupun bisa, harus ada patroli rutin ke kebun-kebun sawit milik warga,” harap Tomi.