Bengkulu – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu melaporkan sejak dua pekan terakhir di wilayah Provinsi Bengkulu tidak ada penambahan kasus COVID-19.
Melandainya kasus penyebaran COVID-19 disambut menggeliatnya aktivitas perekonomian masyarakat di Kota Bengkulu khususnya pada sektor pariwisata.
Terlebih saat ini Kota Bengkulu telah memasuki level I pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) saat pandemi.
Penyedia jasa sewa sepeda di kawasan wisata Pantai Panjang Kota Bengkulu misalnya, Ari mengatakan sejak April hingga pertengahan Mei 2022 ini, pergerakan perekonomian turut ia rasakan.
Jika sebelumnya omset saat PPKM level III berlaku ia hanya mendapatkan 13 orang penyewa, saat ini mencapai 25 lebih orang penyewa.
“Kenaikan aktivitas sewa sepeda mencapai 60 persen dibandingkan pada saat PPKM level III berlaku,” kata Ari, Jumat (13/5/2022).
Ia menyebut, masyarakat yang berkunjung di objek wisata ini turut didominasi oleh kegiatan berolahraga. Salah satu kegiatannya adalah berkeliling di Pantai Panjang dengan bersepeda.
Saat kondisi COVID-19 tinggi, Ari mengaku pengunjung berkurang untuk menyewa sepeda lantaran pada kondisi ini penyewa tidak mau memakai masker saat bersepeda.
“Banyak yang takut terjaring razia saat tak bermasker sambil bersepeda. Apalagi di wisata ini pengunjung wajib memakai masker,” kata Ari.
Namun dalam beberapa pekan terakhir, kata Ari, masyarakat kembali normal menjalani aktivitas berlibur maupun berolahraga di pantai andalah Provinsi Bengkulu ini.
Senada dengan Heni, penjual aksesoris khas Bengkulu yang beroperasi di Benteng Marlborough ini mengatakan adanya pergerakan perekonomian didasari oleh diizinkannya berwisata saat lebaran.
Banyaknya pengunjung Benteng Marlborough memberi dampak positif bagi pelaku usaha mikro kecil menengah sepertinya.
Selain berperan mempromosikan wisata melalui aksesoris khas Bengkulu, Heni mengatakan aktivitas jual belinya juga turut membantu perekonomian keluarga.
Selama 12 tahun ia berjualan pernak-pernik, dua tahun terakhir membuat perekonomiannya ambruk hingga harus menyambi menjadi juru parkir.
Namun dengan adanya pelonggaran mudik dan dan PPKM ini, berangsur-angsur ia menata kembali usahanya.
Sementara itu pelaku usaha lain, Jumadi, pemilik Pusat Oleh-Oleh Bengkulu di Kelurahan Anggut Atas ini juga mengakui pendapatannya kembali normal saat pemerintahan menurunkan level PPKM. Ditambah lagi tidak adanya pembatasan aktivitas wisata selama libur lebaran turut memberi andil bagi pelaku wisata sejawatnya.
“Teman-teman penjual makanan dan aksesoris khas Bengkulu mengaku pendapatannya kembali normal. Kunjungan pembelian meningkat jauh dari setahun terakhir. Pendapatan juga naik sampai 70 persen dari tahun lalu,” katanya.
Ketiga pelaku usaha ini berharap ada langkah strategis yang diatur pemerintah untuk mendorong aktivitas ekonomi masyarakat selain adanya kebijakan PPKM dan pembatasan lainnya.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi pembatasan-pembatasan lain sampai ekonomi kami normal seiring berkurangnya COVID-19 di Bengkulu,” singkat Jumadi.