Bengkulu : Kementerian Pertanian telah meluncurkan program bantuan bibit padi gogo sebanyak 10.730 hektare yang akan ditanam di lahan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu. Langkah ini diambil sebagai strategi mengantisipasi defisit pangan yang mungkin terjadi akibat kurangnya produksi padi di Indonesia.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Pertanian (TPHP) Provinsi Bengkulu, Bickman Panggarbessy, menjelaskan bahwa program ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi potensi kekurangan beras akibat dampak El-Nino.
“Penanaman padi gogo di lahan sawit merupakan langkah strategis untuk mengatasi kekurangan produksi beras,” ungkap Bickman pada hari Rabu (13/3/24).
Program ini bertujuan untuk mendorong petani di wilayah tersebut untuk memanfaatkan lahan sawit sebagai lahan tumpang sari. Terutama, lahan sawit yang sedang dalam proses Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
“Penanaman padi gogo sebagai tumpang sari sejalan dengan program akselerasi PSR. Dengan cara ini, lahan yang tidak produktif selama proses PSR dapat dimanfaatkan untuk tanaman padi,” jelasnya.
Bickman menjelaskan bahwa program ini telah dimulai dan akan dievaluasi secara berkala. Dana untuk pembelian bibit akan disalurkan langsung oleh Kementerian Pertanian sesuai dengan luasan lahan yang telah ditetapkan oleh dinas pertanian daerah.
“Penanaman padi gogo akan dilakukan di enam kabupaten di Provinsi Bengkulu, termasuk lahan perkebunan milik petani lokal dan perusahaan perkebunan,” tambahnya.
Berikut adalah rincian target luasan tanam di setiap kabupaten:
Kabupaten Bengkulu Selatan, Target 1.056 hektare.
Kabupaten Bengkulu Utara, Target 5.321 hektare.
Kabupaten Kaur, Target 155 hektare.
Kabupaten Seluma, Target 817 hektare.
Kabupaten Mukomuko, Target 2.144 hektare.
Kabupaten Bengkulu Tengah, Target 1.237 hektare.
Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda bagi petani dan ketersediaan pangan di wilayah tersebut.