Bengkulu – Koen Rachmanto, Kepala Kantor Bea Cukai Bengkulu, mengungkapkan bahwa penerimaan Bea dan Cukai di wilayah ini pada awal tahun 2024 masih rendah. Dari target yang ditetapkan sebesar 26,71 miliar rupiah, penerimaan Bea dan Cukai baru mencapai 250 juta rupiah.
Menurut Koen, penurunan penerimaan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penundaan ekspor cangkang sawit akibat alur pelabuhan Pulau Baai yang dangkal.
“Rincian penerimaan Bea dan Cukai di Bengkulu pada awal tahun 2024 adalah Cukai sebesar Rp72 juta, Bea Masuk Rp1,2 juta, dan Bea Keluar Rp173 juta. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, penerimaan Bea dan Cukai ini mengalami penurunan sebesar 88,7 persen,” ungkap Koen.
Untuk mengatasi penurunan penerimaan, Koen mendorong para pelaku usaha untuk memaksimalkan kegiatan ekspor di Bengkulu. Salah satu kegiatan ekspor yang terus didorong adalah ekspor komoditas seperti kepiting bakau, lintah, dan ikan.
“Bea Cukai juga terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para pelaku usaha UMKM tentang cara melakukan ekspor. Selain itu, Bea Cukai Bengkulu juga siap membantu dalam proses pengurusan dokumen ekspor,” tambahnya.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut, penerimaan Bea dan Cukai di Bengkulu dapat segera meningkat dan mendukung pembangunan daerah. Koen juga menegaskan komitmen Kantor Bea Cukai Bengkulu untuk terus bekerja sama dengan para pelaku usaha demi meningkatkan aktivitas ekspor dan penerimaan Bea dan Cukai di wilayah ini.