Berita Ekonomi, Bisnis, Hiburan dan Wisata Indonesia Terbaru dan Terpopuler.

Bak Dikuliti Ayah Tiri

a
a

Bengkulu – Perjalanan yang dimulai pukul 14-00 WIB dan memasuki post 3 yang merupakan pondok petani kebun kopi sekitar pukul 16.30 WIB.

Mendung dan kabut menyambut rombongan. Kabut yang tebal menyelimuti pepohonan dan menimbulkan pemandangan dan aura mistis. Tapi bagi kami, ini hal yang termasuk yang ditunggu-tunggu karena sangat menakjubkan.

Satu persatu tenda mulai didirikan dan orang perorang juga mulai membersihkan tubuh di pancuran dekat pondok. Air yang dikeluarkan sangat segar dan sejuk. Mata air ini merupakan sumber air bagi pengunjung Curug Sembilan jika bermalam.

Panitia sigap memasak air untuk kopi peserta camp yang berjumlah 19 orang. Ngopi di sini semakin nikmat dan mantap karena bubuk kopi berasal dari desa-desa sekitar yang sudah terkenal dengan Kopi Tanah Hitam yang khas. Robusta tapi memiliki rasa dan aroma hampir ke Arabika.

Bahan ayam bakar yang di bawa dari Republik SLE mulai dibakar ketika hari sudah malam. Aroma bumbu khas SLE menyebar ke mana-mana dan langsung disajikan ketika sudah masak. Makan bersama ini sangat istimewa.

Sayang tidak bisa menghidupkan api unggun karena dari sore dihiasi oleh gerimis dan kemudian hujan lebat.

Menjelang dini hari penulis dan tim youtuber Bung Koni dan UKU JANG serta admin IG “candid_bengkulu’ dan ‘knowing_bengkulu’ tidur di berendo pos 3.

Saat bangun pagi, kopi dan sarapan sudah disiapkan oleh panitia. Sempat berfikir, mereka tidur apa tidak ya?

Setelah foto-foto, berdoa dan pemanasan, perjalanan sesungguhnya di mulai. Setelah melewati area kebun kopi tempat pos 3 berada langsung disambut pintu hutan. Silahkan baca perjalanan kedua penulis sebelumnya.

Kali ini ada yang menarik ketika rombongan menuruni tebing ‘AYAH TIRI’ yang hampir tegak lurus . Harap ekstra hati-hati karena bisa menguliti kulit sekujur tubuh ataupun mematahkan tulang jika tergelincir dan jatuh.

Ingat, Curug Sembilan bukan untuk pemula.

Tali untuk pegangan pengunjung sudah ada terpasang. Trek yang mengikuti aliran air dialiri oleh air yang lumayan deras dibanding kunjungan terakhir. Pasti karena pengaruh hujan tadi malam. Jalan menurun ini mengasikkan bagi para petualang tapi tidak disarankan bagi pemula.

Satu jam berjalan di bawah lindungan hutan tropis yang belum diperkosa oleh perambah hutan membuat perjalanan semakin asik. Berbagai rintangan terasa menyenangkan. Sungai dangkal berbatu yang jernih, tanjakan yang membuat nafas tersengal-sengal, dan jurang yang selalu siap menyambut pejalan yang lengah.

Di tiga pertengahan perjalanan, pemandangan dan pendengaran begitu menyejukkan. Aliran air membentuk irama dominan yang diiringi suara jangkrik sebagai penyanyi. Suara burung-burung sebagai vokal pendukung. Ah….nikmatnya dunia para petualang.

Kurang dari 1 jam perjalanan, sampailah peserta camp ceria ini di mulut area air terjun yang dituju. Hujan deras tadi malam menjadikan debit air Curug Sembilan semakin besar dan deras.

Sayangnya kedatangan kami terlalu pagi. Air terjun yang lebih kecil yang merupakan kesatuan dari Curug Sembilan tertutup kabut yang merupakan percikan air dari air terjun di sebelahnya.

Tapi jangan buru-buru meninggalkan lokasi. Begitu jam menginjak angka 10 pagi, matahari mulai menyinari area ini dan mengusir ‘tirai kabut penutup’ keindahan air terjun yang menjadi maskot wisata Bengkulu Utara.

Setiap celah-celah batu sepanjang aliran di bawahnya mengeluarkan air. Momen ini luar biasa indah ketika divideokan. Apalagi ketika titik-titik tempiasan air menutupi kamera. Menjadikan objek bagai aliran berlian yang berkilau-kilau!

Saran kami yang telah mengalami ini, berkunjunglah ke Curug Sembilan pada musim hujan. Karena jiwa yang lapar akan kebesaran Tuhan terpuaskan di saat ini. Tapi tetap ikuti arahan pengelola yang akan mempertanggungjawabkan keselamatan anda dalam petualangan yang anda lakukan.

Pada penutup tulisan ini penulis dan tim sangat berterimakasih pada panitia yang telah menjadikan perjalanan pada tanggal 11-12 Juni lalu istimewa.

Silahkan anda memuaskan rute langkah kaki dalam wilayah desa Tanah Hitam, kecamatan Padang Jaya, kabupaten Bengkulu Utara, provinsi Bengkulu, Sumatera, Indonesia. (Bagus SLE Poduction) 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *